Rabu, 26 Oktober 2016

Tetap






Pagi ini, dingin semesta memelukku.

Entah, ketika membuka mata ada kesedihan yang menyelinap.

Sedihnya seperti kehilangan kamu waktu pertama kali
Read More




Sabtu, 15 Oktober 2016

Jarak

Kepada jarak yang berani melempar aku dan kamu hingga beda kota, akankah mereka berbaik hati untuk tidak memutus kita?

Pertanyaan demi pertanyaan terus mengusik, mereka bak supporter bola yang bersorai tanpa jeda. Seperti hujan berderai jatuh di atap memekakan telinga. Terlalu rindu membuat semuanya serba bias, dan janji-janji yang berusaha kau tepati nyatanya tak cukup untuk membuatku percaya, bahwa semuanya akan baik-baik saja seperti perkataanmu stasiun kereta.

Read More




Kamis, 06 Oktober 2016

Tercuri

Aku tatap matanya, ia menunduk. Hanya ada hening dan dingin. Hujan menjebak kami lebih lama, tetes bulirnya berjatuhan menerpa kaca jendela kedai kopi di samping tempat aku dan dia duduk berhadapan. Kali ini hanya ada suara musik mengalun juga teriakan-teriakan keras dalam kepala. 
Read More




Rabu, 28 September 2016

Moving on


Sometime in the future, maybe we can get together
maybe share a drink and talk a while
and reminisce about the days when we were still together
maybe someday further down the line


Lagu moving on mengalun berkali-kali lewat laptop Dira. lagu orang paling patah hati yang berusaha mati-matian merelakan. ia sedang merapikan file-file di laptopnya, tapi tiba-tiba jarinya berhenti. Matanya memanas. ia berhenti di satu folder dengan ratusan foto dirinya dan laki-laki itu. Perjalanan, perayaan, dan kejutan-kejutan sederhana. dua tahun kebersamaan yang menyenangkan. 

Ia melihat satu foto, di mana Randy sedang tertawa lepas mempelihatkan sederatan gigi rapinya, dan mata sipitnya yang memejam. dira ingat saat itu, ketika ia dikerjai habis-habisan hingga menangis di kamar sendirian, lalu Randy datang membawa sebucket bunga mawar, lengkap dengan balon warna-warni juga kue cokelat ulang tahun. 

Selamat ulang tahun, Dira Sayang !! 

Dulu ia dipeluk erat sebelum kini memeluk ketiadaan. Kenapa bisa sejauh ini sekarang?

Ia geser lagi satu demi satu foto, ia perhatikan setiap inchi wajah laki-laki yang tak bisa ia rengkuh semaunya lagi. Dulu, dalam hening Dira senang memerhatikan Randy yang memejam, mengelus kedua alisnya yang memanjang, lalu mengecup keningnya. 

tanpa kehadiran laki-laki itu sekarang, dira masih hapal setiap lekuk wajah dan aroma parfum Randy. Pandangannya tiba-tiba buram, satu demi satu bulir matanya jatuh.

Waktu berjalan, dan menjadikan mereka berdua orang asing. 

Tinggal satu kali klik, untuk menghapus semua ratusan foto itu. 

Delete? 

Cancel?

Dira menimbang cukup lama. 

Lalu ia memberanikan diri untuk membiarkan foto itu tersimpan rapi di laptopnya yang satu hari nanti mungkin bisa ia tertawakan bersama. 

and i will meet you there
sometime in the future we can share our stories
when we won’t care
about all of our mistakes, our failures and our glories
but until that day comes along
i’ll keep on moving on
i’ll keep on moving on

Read More




Selasa, 27 September 2016

Masih

Dia yang menggantikanmu bukan berarti dia lebih baik dari kamu, mungkin saja dia lebih pantas.

Read More




Rabu, 21 September 2016

Sebuah Pelarian

Beberapa hal memang terlihat membahagiakan dan begitu menyenangkan, tapi sadarkah semua itu adalah bagian dari sebuah pelarian?


Read More




Minggu, 14 Agustus 2016

Masih Kau

Menurutmu, mana yang lebih pahit? Kopi tanpa gula atau secangkir kenangan? Mungkin pahitnya kopi tak sampai menyesakkan dadamu, hanya lidahmu yang merasakan getir tapi hatimu tidak.

Ini sudah satu tahun, dan kamu belum bisa lepas dari segala ingatan yang bersarang di setiap sel otakku.
Entah jika dijadikan sebuah buku, sudah berapa seri yang aku ciptakan tenang perdebatan sengit antara aku dan diriku, merelakanmu atau tetap mengenangmu. Bahkan sampai saat ini, perdebatan itu belum usai dalam kepalaku.
Aku sedang berusaha membiasakan diri tanpa kamu. Tanpa adanya kita.

Tapi ke manapun aku pergi, yang aku lihat adalah kamu. Siapapun menjelma sebagai kamu di mataku. Di jalanan sepi, kursi kosong dalam bioskop, di depan pintu kamarku, dalam lorong kampus. Kamu di mana mana atau aku yang terlalu buta, yang tak bisa melihat siapapun selain kamu. Aku bisa merasakan kamu tanpa perlu kehadiranmu.

Aku terus mencoba, Ken. Beberapa  kali aku berkencan dengan laki laki lain, yang aku rasakan hanyalah kehadiranmu. Yang aku tatap tetap matamu dengan dua alis yang memanjang sempurna.

Bahkan film bioskop penuh adegan perkelahian kalah dengan bayangmu yang seseskali berkelebat mencuri perhatian. Dan yang kutemukan hanyalah bahu laki laki lain di sampingku, bukan kamu.

Harusnya kamu tak percaya padaku waktu itu, aku banyak berbohong tentang kita. Tentang aku yang menyuruhmu untuk mengakhiri segalanya. Aku yang seolah memaksamu untuk berhenti mencintaiku.

Kamu terdiam waktu itu. Lalu perlahan mundur dan berbalik badan tanpa mengucapkan selamat tinggal.

Kamu block semua akun sosial mediaku, dan entah apa yang tersisa tentang aku di otakmu. Atau bahkan mungkin tidak ada.

Hari ini, hari lahirmu. Dan aku belum mengucapkan apa apa untukmu, tapi sudah ku layangkan doaku kepada Tuhan, agar kau selalu baik baik saja. Karena jika kau bersedih, pelukku bukan milikmu lagi, maka aku harap kamu tetap menjadi hamba yang paling taat agar kebahagiaan dapat memelukmu lebih lama.

Aku tidak tahu harus menghubungimu
lewat mana. Mustahil jika tiba tiba aku menelfonmu.
Mungkin harusnya aku tak perlu terlalu begini, kamu pun tak hadir dalam sebuah ucapan pada ulang tahunku yang ke 20.

Ken, siapa yang mengucapkan selamat pada usiamu yang genap 25 tahun ini? Sudah adakah yang menyiapkan kejutan seperti aku dulu?
Sudah adakah yang menghias kamarmu penuh dengan balon dan lampu lampu?
Sudah adakah roti beserta lilin yang kamu tiup lalu kau potong?
Sudah adakah yang menyiapkanmu sebuah makan malam dengan dua balon terikat di masing masing kursi?
Sudah adakah seseorang yang mengecup keningmu?

Maaf.
Aku rasa aku tak perlu menanyaimu sejauh itu, yang aku mau, kamu akan terus baik-baik saja tanpa aku.
Ken, selamat ulang tahun.

Read More




Minggu, 31 Januari 2016

Kepada yang lupa caranya bahagia

pict: we heart it

Surat pertama diujung Januari ini aku tujukan kepada perempuan perempuan yang seringkali lupa bagaimana cara mencintai dirinya sendiri
Cantik, aku tahu benar bagaimana rasanya jatuh cinta dan tenggelam dalam romansanya. Aku pernah mencicipi resah dan begitu gelisahnya jatuh cinta yang kita sebut dengan bahagia.
Dunia sedemikian luasnya, dan kamu memilih dirinya diantara sekian orang-orang yang menawarkan hatinya kepadamu.
Cantik, aku tahu jatuh cinta memang menyenangkan. Seolah olah definisi bahagia terletak pada sosoknya.
Kamu bukan satu satunya yang tak memakai logika. Aku tahu rasanya, ketika dengannya, hal lain tak lagi menjadi prioritasmu lagi. Tak terkecuali dirimu.
Aku tahu, kamu hanya ingin memastikan bahwa ia yang kamu cintai menikmati kebahagiaan yang setara denganmu, meski kenyataannya kamu butuh sedikit menderita untuk membuatnya tertawa
Luka, kecewa, tak pernah alpa ditengah usahamu untuk membahagiakannya
terkadang kau sampai lupa, untuk  menanyakan kepada dirimu sendiri, apakah kamu benar benar baik baik saja
Cantik, aku tahu kamu adalah versi terbaik dalam dirimu saat sedang bersamanya, meskipun ia terkadang selalu menuntut yang sedang kau usahakan
Cantik, aku tahu bagaimana rasanya mengalahkan ego sendiri di saat saat ia yang salah tapi tak mau mengalah
Cantik, cinta punya cerita gilanya sendiri. Kamu boleh mencintai tapi jangan sampai kamu korbankan hati
Kamu boleh menyayangi tapi kamu tak boleh lupa peduli pada dirimu sendiri
Asal kau tahu, bahagia , datangnya bukan pada satu titik
Jika ia tak mampu menghargai, coba kau relakan ia pergi
Cantik, jika ia menyayangimu, ia akan datang kembali meminta kesempatan sekali lagi
Dunia ini permainan takdir, tak ada yang perlu ditakutkan. Sejauh apapun jarak yang memisahkan, jika ia milikmu, ia akan tetap menjadi milikmu.
Cantik, kau boleh memakai hatimu dengan seluruh. Tapi jangan lupa sayangi dirimu dulu dengan utuh.

Read More




Sabtu, 16 Januari 2016

Aku kembali






Januari 2016.

Postingan baru, langkah-langkah baru, resolusi-resolusi baru, mimpi yang lebih baru, tetap dengan satu napas yang sama.
Kalian percaya pada keajaiban tulisan?
Masih ingat laki-laki dalam kepala yang seringkali aku perbincangkan?
Read More




Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML