Sabtu, 31 Januari 2015

Teruntuk Gadis di Sebrang Pulau



Kepada gadis di sebrang pulau, ini surat pertamaku untuk kamu. Mungkin ini terdengar lucu atau bahkan aneh. Jangan tertawa, aku hanya ingin menuliskan bagaimana aku rindu kehadiran sosokmu yang periang dan tak tahu malu. Kamu dengan segala keanehan dan ocehan tanpa henti yang membuatku menjadi seseorang yang paling bahagia jika berada di dekatmu. Kamu dengan segala kekonyolanmu, yang berhasil membuat, tukang foto kopi, tukang parkir, penjual penyetan tertawa geli melihat kelakuanmu.

Kepada gadis lugu yang hatinya berkali-kali dikecewakan oleh laki-laki yang sama, aku benar-benar ingin menghabiskan seminggu denganmu, seperti biasanya. Menghabiskan setengah bensinku hanya untuk mengajakkmu berkeliling kampus sesuai kemauanmu. Pergi ke tempat makan, ke tempat nongkrong, ke tempat mana saja yang pernah dia singgahi, karena kau terlalu berharap akan bertemu sosoknya lagi. Tapi nihil, berulang kali kamu menelan pahitnya kecewa. Wida, sini aku beritahu, Tembalang memang tak begitu luas, tapi asal kau tahu Tembalang tak sesempit kamar kostmu yang berukuran 3x4 itu.

Kepada gadis rantau berzodiak Virgo, andai aku bisa, aku ingin menyusul ke kampung halamanmu. Aku penasaran oleh cerita-ceritamu yang lucu itu, tentang tanah kelahiranmu yang dikenal dengan makanan yang aku benci, empek-empek. Jangan tersinggung, aku memang tak suka campuran cuka di dalamnya. Meski begitu, aku ingin ke tempat-tempat di mana hasil karya buatan Tuhan masih begitu luas di sana. Andai, Semarang-Muara Enim bisa dicapai hanya dengan naik bus kota tanpa perlu menyebrang pulau, aku akan ke sana sekarang. Sayangnya, tak sedekat itu. Kamu tahu betul, uang tabunganku pasti hanya cukup untuk ongkos sekali pergi. Jika begitu, bagaimana aku pulang jika aku nekat menyusulmu ke sana? Aku tahu, kamu pun tak mau membayariku.

Kepada gadis yang dilahirkan di dunia ini bersamaan denganku, surat ini tak akan panjang. Meski mengalahkan caption berbaris-baris di akun instagrammu yang sering kali membuatmu pusing sendiri merangkai kata-katanya, di akhir paragrafku ini, aku ingin mengingatkanmu tentang rencana-rencana resolusi kita tahun 2015, atau wish list yang kamu tempelkan di dinding kamar kostmu. Aku akan bersabar untuk satu bulan lagi, mewujudkan resolusi dan mimpi-mimpi kita bersama-sama.

untuk @estwida 
Dari aku,
teman yang selalu kau boncengi sepeda motornya.  

#30harimenulissuratcinta

Read More




Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML