Rabu, 21 September 2016

Sebuah Pelarian

Beberapa hal memang terlihat membahagiakan dan begitu menyenangkan, tapi sadarkah semua itu adalah bagian dari sebuah pelarian?



---

Dentuman-dentuman musik EDM masih memenuhi ruangan karaoke yang ia sewa dari dua jam yang lalu. Setelah berjoget lalu bernyanyi dua jam non stop, Dira menghempaskan tubuhnya di atas sofa, lalu menenggak satu botol air mineral sampai tandas, kerongkongannya kering setelah meminum beberapa gelas bir yang sengaja ia pesan demi memenuhi permintaan teman-temannya.

"Ra ! Udah capek?"

Dira hanya mengangguk pelan dan menyunggingkan senyumnya. Kepalanya sedikit pusing, dia benar-benar tak pernah melakukan hal segila ini sebelumnya. Karaoke empat jam, lalu mengiyakan teman-temannya yang memesan berbotol-botol bir. Ia tak pernah menyangka, perayaan ulang tahun ke 22 nya, berakhir dengan malam penuh asap rokok juga dentingan gelas bir yang diiringi musik EDM yang tak pernah jadi favoritnya.

Dira sedang hilang arah. Dira hanya ingin, suara bising dalam kepala yang muncul setiap malam hilang dikalahkan dengan ramainya dentuman musik yang sedang diputar dalam ruangan yang ia sewa saat ini.

Entah sudah berapa bulan ia begini, ia tak pernah ada di apartemennya setiap malam, kecuali jika sudah larut. Ia habiskan waktu malamnya untuk di luar, berkeliling pusat perbelanjaan lalu membeli barang-barang yang tak perlu, atau nongkrong di kafe berjam-jam bersama teman-temannya. Alhasil, tagihan kartu kredit membengkak, dan ia tak ambil pusing dengan omelan orang tuanya.

Ia ingin bahagia,

Lewat ramainya jalanan ibu kota, berisiknya orang-orang bercengkrama di kafe saat malam tiba, hingga bisingnya tempat karaoke yang saat ini ia sewa.

Entah sudah berapa uang yang ia buang. Entah sudah berapa kali ia keluar masuk tempat karaoke. Ya, setidaknya ia tak mencoba club malam lalu menyewa table lalu mabuk di sana. Nyalinya tak senekat itu.

Dira sedang berlari, jika dihitung sudah genap seratus dua puluh hari ia berlari menghindari sepi. Melewati malam agar tak terasa sunyi. Meski ia tak bisa menyangkal, diujung sadar sebelum matanya  terpejam, laki-laki itu selalu datang lagi.
------

Salah bila ada yang bilang, orang patah hati adalah orang yang suka menyendiri. Tengok tirai temanmu yang suka berhaha-hihi denganmu, mungkin ia yang malah sedang tak tahu lagi ke mana harus berlari dan menyembunyikan diri.

Salah bila ada yang menilai, orang yang paling bersedih adalah orang yang menarik diri dari sibuknya pekerjaan dunia. Coba lihat sekeliling, teman tersibuk hingga kau maki karena tak ada waktu untuk dirinya sendiri. Mungkin ia sedang patah hati.

Tapi sebenarnya, semua bentuk usaha melupakan adalah hal yang paling sia-sia.
Diantara cinta, dan kita.



Subscribe to Our Blog Updates!




Share this article!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML