Berganti tahun. Perasaan ini masih tetap seperti dua tahun
yang lalu.
Ndra, kamu jahat.
Kamu hilang tanpa kabar. Tanpa kepastian.
Aku lelah menerka maksut kedatanganmu Desember lalu.
Enyah saja, kamu membuat harapan ini seperti api disiram
bensin.
Begitu besar.
Dan menghabisi aku.
Melalap aku hidup-hidup.
Aku tahu di seberang sana banyak yang kamu pikirkan tentang
kita.
Lalu kenapa kita tidak bertemu saja?
Kenapa semuanya kamu buat semakin rumit, Ndra?
Kau tak pernah menjanjikan pulang
Tapi sapamu bulan lalu begitu melekat di ruang ingatan
Mengapa kau tak membuat ini semua menjadi sederhana?
Indra, aku rindu.
Aku,
Perempuan yang pernah kau sebut rumah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar