tasya rire and me |
Masih terngiang-ngiang di telinga saya, obrolan beberapa bulan lalu dengan dia,
T : Gue mau kuliah di ISI (Institut Seni Indonesia) di Solo, gue udah diizinin sama orang tua gue. Di sana gue bisa ngambil peminatan perfilman, ato tenang fotografi gitu.
D : Ih asik dong lo !! Gue paling di Semarang aja, Sya. Pengen ngambil sastra bahasa Indonesia.
T : Yaudah, itu dunia lo kan. Gue tunggu novel lo !
D : Oke. Gue tunggu film lo ya!
T : Okeh. Liat aja ntar.
D : kalo novel gue best seller, elo filmin ya pokoknya!!
T : Pasti.
Kami menertawakan diri masing-masing. Namun diam-diam berjanji untuk menjadikan impian kami menjadi nyata :D
Kami mempunyai mimpi
Dan kami bertekad akan mewujudkannya di masa depan
Meleburkan mimpi kami berdua menjadi kenyataan
Meski pada akhirnya kami akan bertaruh pada jarak,
karena kami berlari berlawanan arah mata angin untuk mengejar mimpi yang berbeda
Namun, pada saatnya ada janji yang mempertemukan kami kembali di satu titik
Tempat di mana kami masih terlalu dini untuk menyusun segalanya agar menjadi sempurna
Tempat di mana kami menciptakan segudang angan-angan sesuka kami, semau kami
Tempat di mana kami selalu merapal doa agar impian kami menjadi nyata dalam genggaman
Di sini...
Semarang, 14 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar