Selasa, 12 November 2013

Aku, kamu, dan pertemuan

             

          Semua berawal dari sebuah taman di sebuah kota tua. Kota yang hampir mati karena ditinggalkan oleh para penghuninya. Orang-orang menyebutnya kota lama. Ya, aku tak sengaja melihatnya di sana. Pandanganku berhenti tepat di tempatnya berada. Ia duduk di tengah taman dan dikelilingi oleh anak laki-laki berusia 8tahunan sambil menguarai tawanya. Tawa mereka menyeruak seisi taman. Memberikan atmosfir yang berbeda untukku.
            Aku tak tahu harus menyebutnya apa. Tanganku tak bisa berhenti membidik ekspresi tawanya lewat lensa kamera SLRku. Senyumku selalu mengembang tanpa aku sadari ketika melihat hasil bidikanku kumpulan ekspresinya di layar kameraku. Mungkin sebagian memoriku penuh dengan wajahnya dan bocah-bocah di sekitarnya. Mereka selalu menghiburku. Dan dirinya sukses membuat aku penasaran dan selalu ingin menemuinya secara nyata.
            Sejak saat itu, aku rutin mengunjungi taman itu setiap hari Minggu. Hanya untuk melihat aktivitasnya bersama anak-anak itu. Aku tak terlalu mengerti apa yang diajarkannya. Yang paling penting saat ini adalah, aku dapat melihatnya lagi. Melihat senyumnya lagi, dapat mendengar sayup-sayup tawa mereka dari tempatku mengamatinya.
***
        Tangannya mengudara, lalu ia beridiri. Sesekali ia bertepuk tangan sembari tertawa menunjukkan deretan giginya yang rapi. Dan sesekali ia membetulkan letak kacamatanya yang turun karena banyak tertawa. Aku tersenyum, memandangi hasil bidikanku tadi pagi yang baru saja aku pindahkan di laptop.
          Aku tak habis bosan memandangi wajahnya, menikmati senyumnya di layar laptopku. Suaranya masih terekam jelas di gendang telingaku, dan semuanya menggelitik aku. Ada satu foto yang menjadi favorit aku, ketika ia menampilkan ekspresi idotnya. Menjulurkan lidahnya lalu menjulingkan matanya.
       “Lucu!”  Aku bergumam sendiri, sambil memandangi fotonya yang kini menjadi walpaper laptopku. Aneh? Ya mungkin semua akan berpikir aku adalah psikopat, mengaggumi seseorang yang baru aku lihat sehari, karena jatuh cinta pada suara tawanya. Ah masa bodoh! Aku menyukainya.
***
         Untuk kesekian kalinya aku mengunjungi taman itu. Aku tak mendapati dirinya lagi di sana. Ya, dua kali aku ke sana tak ada sosoknya. Aku benar-benar menyerah. Karena aku tak pernah mendapatkan hasil perkenalan yang nyata selain mengabadikan wajahnya di kameraku. Aku tak ingin menggenggam angin. Aku tahu, aku sadar. Aku hanya membuang waktu ku hanya untuk mengamatinya dari jauh.
***
         Aku telah melupakannya. Hampir melupakan dirinya yang sempat aku rindukan beberapa minggu. Aku sudah tenggelam dalam semua aktivitasku yang memakan sebagian besar waktu luangku. Sampai pada akhirnya beberapa bulan kemudian, aku kembali menginjakkan kaki di taman itu. Bukan untuk mengamati atau mencari dirinya. Ada project yang harus aku kerjakan di sana.
          “Maaf, ganggu sebentar. Bisa fotoin kami di sana?”
Aku memalingkan wajahku ke arah suara di belakangku. Seorang laki-laki berkacamata full frame menunjuk kamera polaroitnya yang sedang ia genggam. Aku mengikuti arah pandangnya yang menunjuk kumpulan bocah laki-laki yang kelihatannya sedang menunggu persetujuanku.
         Aku menyipitkan mataku. Memastikan bahwa aku tak salah melihat. Astaga! dia! Dia laki-laki yang dulu selalu aku curi ekspresi wajahnya, laki-laki yang pernah memenuhi memori eksternalku, laki-laki yang membuatku berharap dapat mempercepat akhir pekan setiap awal pekan di mulai. Laki-laki yang selalu aku tunggu kehadirannya di taman ini. Laki-laki yang sempat membuatku menjadi perempuan tolol dan dungu karena selalu mengunjungi taman ini sendirian.
          “Gimana? Bisa?” Dia tersenyum padaku. Lalu aku mengangguk.
           
 Ada keyakinan yang selama ini aku genggam. Dan itu terjadi detik ini. Karena di dalam kehidupan, Tuhan selalu mempunyai caranya sendiri untuk mengenalkan seseorang dalam kehidupan kita tanpa kita duga.



Subscribe to Our Blog Updates!




Share this article!

2 komentar:

  1. "Tuhan selalu mempunyai caranya sendiri untuk mengenalkan seseorang dalam kehidupan kita tanpa kita duga" yaaak betul setuju!

    BalasHapus

Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML